Ilmu Arsitektur ternyata sudah berkembang sejak dahulu kala jauh ribuan
tahun sebelum Masehi. Banyak Arsitektur-Arsitektur yang tidak hanya
menarik, bagus, indah, artistik namun juga memiliki manfaat yang luar
biasa di kala itu. Inilah 10 Keajaiban Arsitektur dan Teknologi Kuno di
masa lalu.
1. Chand Baori (India)
Chand Baori adalah sumur terkenal terletak di desa dekat Abhaneri Jaipur
di negara bagian Rajasthan India. Candi ini dibangun pada abad ke-9 dan
memiliki 3.500 langkah dengan kedalaman 100 meter. Ini adalah contoh
keunggulan arsitektur yang menakjubkan di masa lalu.
2. Desain kincir angin, sistem ventilasi/menara angin (Persia/Iran)
Kincir angin Persia kuno merupakan salah satu kincir angin tertua yang
pernah dibuat oleh manusia. Kincir angin ini dibuat oleh peradaban
Persia sekitar 3000 tahun yang lalu. Kincir angin ini digunakan untuk
menggiling gandum dan memompa air.
Tanaman alang–alang diikat menjadi
satu sehingga terbentuk bantalan yang diletakkan di sumbu pusat. Kincir
angin ini dibuat dengan hati – hati, karena hampir setiap bagian dibuat
dengan tangan. Walaupun mekanismenya sederhana, tetapi kincir angin ini
telah dikenal oleh seluruh peradaban lainnya pada masa itu, dan
beberapa negara masih menggunakan mekanisme seperti ini hingga di era
modern ini. Bisa dibilang, kincir angin kuno ini merupakan cikal bakal
kincir angin modern yang digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga
angin.
Menara angin atau wind tower juga digunakan oleh masyarakat Persia untuk
sistem ventilasi udara di rumah–rumah mereka. Sistem ventilasi mereka
jauh lebih rumit dari sistem ventilasi yang ada di rumah kita. Sistem
ventilasi yang mereka kembangkan sejak 2.000 tahun yang lalu ini mungkin
hanya bisa disaingi oleh sistem ventilasi dengan teknologi modern.
Prinsipnya adalah dengan menggunakan kombinasi perbedaan tekanan udara,
dan penyesuaian iklim lingkungan di daerah Persia.
3. Saluran air Grafitasi dan pemanfaatan energi Geothermal (Romawi):
Bangsa Romawi kuno juga mengembangkan suatu saluran air yang
memanfaatkan gravitasi bumi untuk mengalirkan air ke seluruh wilayah
Romawi. Selain digunakan untuk mengalirkan air, saluran air gravitasi
ini juga digunakan dalam berbagai kegiatan masyarakatnya, diantaranya
untuk roda air, hidrolik penghancur bijih besi, dan lain – lain.
Peradaban
Romawi kuno telah memanfaatkan energi panas bumi untuk memenuhi
kebutuhan energinya. Energi panas bumi berasal dari gunung berapi
Vesuvius, yang kemudian memanaskan air di sekitar wilayah tersebut.
Panas yang dihasilkan tadi kemudian digunakan untuk berbagai hal,
seperti untuk pemandian air panas, hidrolik, kebutuhan medis, dan
lainnya. Jika listrik telah ditemukan pada masa itu, mungkin sumber
energi ini bisa dimanfaatkan lebih luas lagi.
4. Saluran bawah tanah (Yerussalem):
Karena Yerussalem terletak di dataran tinggi dan jauh dari sumber air,
maka kota ini memenuhi kebutuhan air dari sungai bawah tanah.
Masyarakatnya telah mengembangkan suatu saluran air bawah tanah yang
masih bisa digunakan hingga saat ini, meski telah berumur puluhan ribu
tahun.
5. Pemanfaatan energi surya (Yunani kuno):
Pemanfaatan energi surya telah ditemukan oleh peradaban Yunani kuno.
Jika kita menggunakan sel surya sebagai pembangkit tenaga listrik, maka
peradaban Yunani kuno menggunakannya sebagai cadangan panas selama musim
dingin berlangsung.
Konsepnya begitu sederhana, mereka membuat
bangunan yang menghadap ke arah matahari, dan seluruh bangunan didesain
seperti itu untuk menangkap sinar matahari sebanyak–banyaknya di siang
hari karena sinar matahari lebih rendah dari atap mereka.
Ketika di malam hari, seluruh Peradaban Romawi selangkah lebih maju
dengan menambahkan kaca untuk menyerap panas matahari dengan maksimal.
Ternyata pemanfaatan tenaga surya itu sudah ada sejak lama ya.
6. Istana Tebing/Cliff Palace (Colorado, Amerika Utara)
Tempat yang disebut dengan Istana Tebing ini terletak di Mesa Verde
National Park, Colorado. Bangunan unik ini dibangun oleh masyarakat
Amerika Utara pada zaman dahulu. Desain konstruksi yang unik ini
memiliki tujuan sebagai pendinginan dari sengatan matahari yang panas
pada masa itu.
Kita tidak bisa meremehkan begitu saja bangunan –
bangunan zaman dahulu. Terkadang, dengan teknologi modern sekalipun,
belum tentu dapat menghasilkan bangunan serupa dengan fungsi yang sama
pula. arsitektur zaman kuno memang luar biasa, menandakan bahwa
pencapaian ilmu pengetahuan pada masa itu tergolong maju.
7. Arsitektur kuno dengan panjang gelombang yang sama (kepulauan Mediterania Malta)
Orang kuno di kepulauan Mediterania Malta mungkin sengaja menggunakan
suara untuk mengubah kondisi pikiran, menurut Old Temples Study
Foundation (OTSF), organisasi nirlaba berbasis di Florida yang mendukung
riset dan pendidikan berhubungan dengan monumen kuno di Malta.
Kompleks
kuil Hipogeum ini berusia 6.000 tahun di Hal Saflieni sebelah selatan
Malta berukuran sebesar 500 meter persegi, terdapat tiga lantai dibawah
tanah yang dipahat dengan granit solid. Bangunan ini adalah satu dari
beberapa monument megalitik Malta yang dibangun oleh orang sangat ahli
lebih dari seribu tahun sebelum dibangunnya Stonegenge atau piramida
Mesir.
Para arkeolog memperkirakan umur Hypogeum ini dari sekitar 3600 S.M dan
dipakai hingga sekitar 2400 S.M, setelah itu kuil megalitik Malta ini
tiba-tiba tidak dipakai lagi, kata Linda Eneix, president OTSF.
Di dalam Hipogeum terdapat beberapa ruang dan bilik dengan ukuran dan
bentuk berbeda, sebagian meniru arsitektur kuil di atas tanah, dan
terdapat ruangan “gema” yang penuh misteri, dimana terdapat tumpukan
tulang belulang sekitar 7.000 manusia ketika pada 1902 secara kebetulan
ditemukan. Kebanyakan ilmuwan memperkirakan bahwa tempat itu mungkin
dipakai untuk tempat penguburan dengan menggunakan ritual keagamaan.
Eneix percaya ritual tersebut berhubungan dengan pemujaan Ibu Bumi.
8. Petra (Yordania):
Petra adalah kota yang didirikan dengan memahat dinding-dinding batu
diYordania. Petra berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘batu’. Petra
merupakan simbol teknik dan perlindungan. Kata ini merujuk pada bangunan
kotanya yang terbuat dari batu-batu di Wadi Araba, sebuah lembah
bercadas di Yordania. Kota ini didirikan dengan menggali dan mengukir
cadas setinggi 40 meter. Petra merupakan ibukota kerajaan Nabatean.
Didirikan pada 9 SM-40 M oleh Raja Aretas IV sebagai kota yang sulit
untuk ditembus musuh dan aman dari bencana alam seperti badai pasir.
Suku Nabatean membangun Petra dengan sistem pengairan yang luar biasa
rumit.
Terdapat terowongan air dan bilik air yang menyalurkan air
bersih ke kota, sehingga mencegah banjir mendadak. Mereka juga memiliki
teknologi hidrolik untuk mengangkat air. Terdapat juga sebuah teater
yang mampu menampung 4.000 orang. Kini, Istana Makam Hellenistis yang
memiliki tinggi 42 meter masih berdiri impresif di sana.
sumber
0 komentar:
Post a Comment