Saat ini di pasar
dunia yang saling terkait, risiko berbisnis bukan lagi seputar industri
atau lokasi. Risiko saat ini lebih kompleks dan sulit. Agar bisnis tetap
bertahan, pengelolaan dan penyelesaian masalah perlu dilakukan.
Meski harus diakui, tak semua risiko bisa diatasi para pengusaha seperti bencana alam dan bencana lainnya.
Sebuah hasil survei perusahaan manajemen risiko, Aon Plc, memetakan 10 risiko binis yang telah menjadi ketakutan bagi para pengusaha.
Berikut adalah daftar risiko yang paling sulit ditangani dan ditakuti para pebisnis seperti dikutip Liputan6.com dari forbes.com (10/5/2013):
1. Lemahnya Perekonomian
Bukan hanya negara maju yang lambat berkembang. Produk Domestik Bruto di China yang berkembang 7,7% di kuartal I 2013, bisa jatuh hingga 7,9% di kuartal IV. Hal yang sama terjadi di Brazsil. Jepang juga mengkhawatirkan perkembangan ekonomi menyusul lemahnya Yen di pasar ekspor.
2. Pengelolaan Risiko
Sejak krisis tahun 2008 pemerintah telah meningkatkan fungsi peraturan menjadi lebih aktif dan menentukan kebijakan berbisnis bukan untuk sektor keuangan tapi juga untuk industri-industri di luar negeri. Namun peraturan juga dapat berisiko politis bagi bisnis Anda
3. Meningkatnya Persaingan
Banyak perusahaan mengaggap tingginya persaingan cukup menantang fokus perusahaan untuk berinovasi, menarik pembeli dan membedakan produk untuk terus bertahan. Sebut saja McDonald's yang harus bersaing dengan burgger Wendy dan restoran cepat saji lainnya.
4. Reputasi yang Buruk
Korupsi dan buruknya publikasi dapat mengacaukan citra perusahaan. Seperti McDonald's yang cepat-cepat mengganti sajiannya dengan menu yang lebih sehat setelah dokumentasi Super Size Me menuding menu McD berakibat obesitas dan tak sehat.Atau Apple yang dianggap melakukan perbudakan di China untuk produksi iPhone. Karena buruknya reputasi sering datang tiba-tiba, lakukanlah yang terbaik untuk perusahaan Anda
5. Gagal Menarik Orang-Orang Berbakat
Untuk menarik pegawai berbakat, Anda harus membayarnya dan membuatnya bekekrja dengan baik untuk Anda. Para atasan harus bisa menggerakan produktivitas dan mempromosikan perusahaan. Perusahaan bisa memotivasi para pegawainya agar tak pindah ke perusahaan lain.
6. Gagal Berinovasi
Masih ingat toko Borders Books? Sejak pembukaan pertamanya di Michigan tahun 1971 dan sebagai pionir toko buku paling besar, perusahaan ini berhasil berkuasa selama 40 tahun. Tapi siapa sangka di tahun 2011, ratusan toko buku ditutup dan lebih dari 10.000 karyawan dipecat. Gagal berinovasi adalah penyebab utama gagalnya perusahaan tersebut.
7. Gangguan Bisnis
Aon mengklasifikasikan gangguan bisnis sebagai bencana besar yang berdampak juga pada masyarakat seperti bencana alam. Tapi tak ada yang bisa menolak terjadinya bisnis ini. Seperti padam listrik yang terjadi di India dan Brazil, juga pemboman di Boston. Aon mengatakan 80% perusahaan yang gagal bangkit dari situasi seperti ini dalam satu bulan bisa dipastikan pailit.
8. Risiko Harga Komoditas
Perusahaan-perusaan yang bergantung pada sumber daya alam harus lebih waspada terhadap kestabilan harga pasar komoditas untuk menghindari risiko kebocoran harga. Seperti perusahaan makanan yang bergantung pada harga jagung dengan standar harga US$ 7 per 10 liter. Namun ketika harganya melonjak naik, memberi makan ayam pun menjadi mahal.
9. Risiko arus kas dan likuiditas
Perusahaan yang terlihat baik-baik saja dalam sekejap saja bisa kehilangan likuiditasnya. Risiko seperti ini paling sering terjadi dan terus menigkat. Dengan alasan itu, risiko arus kas dan likuiditas ada di posisi ke-9
10. Risiko Politis
Banyak orang berpikir bahwa negara kecil seperti Yunani tak mungkin mengalami kekacauan pasar. Buktinya hal itu terjadi 2009 lalu. Disusul Irlandia dan Portugal. Tak peduli dengan para pendemo Eropa atau Timur Tengah yang ingin menaikan harga minyaknya, risiko politik menempati posisi ke -10 sebagai risiko yang paling sulit ditangani. (Shd)
Meski harus diakui, tak semua risiko bisa diatasi para pengusaha seperti bencana alam dan bencana lainnya.
Sebuah hasil survei perusahaan manajemen risiko, Aon Plc, memetakan 10 risiko binis yang telah menjadi ketakutan bagi para pengusaha.
Berikut adalah daftar risiko yang paling sulit ditangani dan ditakuti para pebisnis seperti dikutip Liputan6.com dari forbes.com (10/5/2013):
1. Lemahnya Perekonomian
Bukan hanya negara maju yang lambat berkembang. Produk Domestik Bruto di China yang berkembang 7,7% di kuartal I 2013, bisa jatuh hingga 7,9% di kuartal IV. Hal yang sama terjadi di Brazsil. Jepang juga mengkhawatirkan perkembangan ekonomi menyusul lemahnya Yen di pasar ekspor.
2. Pengelolaan Risiko
Sejak krisis tahun 2008 pemerintah telah meningkatkan fungsi peraturan menjadi lebih aktif dan menentukan kebijakan berbisnis bukan untuk sektor keuangan tapi juga untuk industri-industri di luar negeri. Namun peraturan juga dapat berisiko politis bagi bisnis Anda
3. Meningkatnya Persaingan
Banyak perusahaan mengaggap tingginya persaingan cukup menantang fokus perusahaan untuk berinovasi, menarik pembeli dan membedakan produk untuk terus bertahan. Sebut saja McDonald's yang harus bersaing dengan burgger Wendy dan restoran cepat saji lainnya.
4. Reputasi yang Buruk
Korupsi dan buruknya publikasi dapat mengacaukan citra perusahaan. Seperti McDonald's yang cepat-cepat mengganti sajiannya dengan menu yang lebih sehat setelah dokumentasi Super Size Me menuding menu McD berakibat obesitas dan tak sehat.Atau Apple yang dianggap melakukan perbudakan di China untuk produksi iPhone. Karena buruknya reputasi sering datang tiba-tiba, lakukanlah yang terbaik untuk perusahaan Anda
5. Gagal Menarik Orang-Orang Berbakat
Untuk menarik pegawai berbakat, Anda harus membayarnya dan membuatnya bekekrja dengan baik untuk Anda. Para atasan harus bisa menggerakan produktivitas dan mempromosikan perusahaan. Perusahaan bisa memotivasi para pegawainya agar tak pindah ke perusahaan lain.
6. Gagal Berinovasi
Masih ingat toko Borders Books? Sejak pembukaan pertamanya di Michigan tahun 1971 dan sebagai pionir toko buku paling besar, perusahaan ini berhasil berkuasa selama 40 tahun. Tapi siapa sangka di tahun 2011, ratusan toko buku ditutup dan lebih dari 10.000 karyawan dipecat. Gagal berinovasi adalah penyebab utama gagalnya perusahaan tersebut.
7. Gangguan Bisnis
Aon mengklasifikasikan gangguan bisnis sebagai bencana besar yang berdampak juga pada masyarakat seperti bencana alam. Tapi tak ada yang bisa menolak terjadinya bisnis ini. Seperti padam listrik yang terjadi di India dan Brazil, juga pemboman di Boston. Aon mengatakan 80% perusahaan yang gagal bangkit dari situasi seperti ini dalam satu bulan bisa dipastikan pailit.
8. Risiko Harga Komoditas
Perusahaan-perusaan yang bergantung pada sumber daya alam harus lebih waspada terhadap kestabilan harga pasar komoditas untuk menghindari risiko kebocoran harga. Seperti perusahaan makanan yang bergantung pada harga jagung dengan standar harga US$ 7 per 10 liter. Namun ketika harganya melonjak naik, memberi makan ayam pun menjadi mahal.
9. Risiko arus kas dan likuiditas
Perusahaan yang terlihat baik-baik saja dalam sekejap saja bisa kehilangan likuiditasnya. Risiko seperti ini paling sering terjadi dan terus menigkat. Dengan alasan itu, risiko arus kas dan likuiditas ada di posisi ke-9
10. Risiko Politis
Banyak orang berpikir bahwa negara kecil seperti Yunani tak mungkin mengalami kekacauan pasar. Buktinya hal itu terjadi 2009 lalu. Disusul Irlandia dan Portugal. Tak peduli dengan para pendemo Eropa atau Timur Tengah yang ingin menaikan harga minyaknya, risiko politik menempati posisi ke -10 sebagai risiko yang paling sulit ditangani. (Shd)
0 komentar:
Post a Comment