Sebagai negara berpenduduk ke-4 terbesar di dunia, Indonesia merupakan pasar industri otomotif yang sangat potensial. Oleh sebab itu, pada 1990-an muncullah produk-produk otomotif dalam negeri yang menyandang status 'mobil nasional'.
Namun sayang, keberadaan industri mobil dan sepeda motor nasional tersebut tak mampu bertahan lama. Penyebab utama dan yang paling parah adalah hempasan krisis moneter pada 1998 lalu. Akibatnya, banyak perusahaan otomotif nasional gulung tikar.
Kini, Indonesia menjadi 'sasaran empuk' para prinsipal otomotif asing, untuk memasarkan produk mereka. Pasar otomotif di Indonesia yang 'gemuk' membuat merek-merek mobil asing tergiur untuk meraup keuntungan semaksimal mungkin.
Dan seiring dengan ramainya produk otomotif dari mancanegara yang masuk ke Indonesia, wacana mobil nasional pun kembali mengemuka. Walau sebagian besar masih hanya sebatas prototype dan belum diproduksi massal, setidaknya produsen lokal termotivasi untuk kembali bangkit.
Persoalan mobil nasional tergantung kemauan politik pemerintah. Mobil nasional patut dijadikan industri strategis, agar bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pemerintah bisa memanfaatkan sinergi lintas BUMN untuk merealisasikan industri mobil nasional, mengingat selama ini sejumlah BUMN telah sanggup memproduksi alat transportasi yang lebih canggih.
Berikut ini adalah beberapa mobil nasional yang pernah diproduksi maupun cikal bakal munculnya kembali mobil nasional setelah terpuruk pada 1998, sebagai usaha menuju 'swasembada' transportasi darat di masa yang akan datang.
Microbus listrik adalah hasil rekayasa Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI, Bandung. Mampu mengangkut 15 penumpang, microbus ini merupakan kendaraan listrik kedua buatan LIPI. Kendaraan listrik ini dirancang untuk penggunaan dalam kota dengan kondisi lalu lintas yang macet. Berbekal baterai berjenis Lithium (LifeP04) buatan dalam negeri, kendaraan ini bisa dikebut mencapai kecepatan maksimum 100 km/jam.
Viar yang kondang sebagai pabrikan lokal sepeda motor yang terkenal dengan motor roda tiga pengangkut barang komplek perumahannya, juga menawarkan prototipe mobil penumpang. Desain prototype mirip Volkswagen (VW) Safari. Mobil ini bermesin 300 cc (270 cc) 4-langkah 1-silinder bertenaga 14,5 kW dan torsi 20 Nm pada 5.000 rpm.
Moko (Mobil Toko) dicetuskan Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin
Limpo. Moko dicetuskan untuk menjadi kendaraan niaga bagi usaha kecil
dan berkapasitas mesin 650 cc. Rencananya, Moko diproduksi tahun ini di
Makassar, atas lisensi PT Industri Kereta Api Nasional (IKAN) bekerja
sama dengan Universitas Hasanuddin.
Menteri BUMN, Dahlan Iskan, turun langsung ke lapangan untuk menjajal
mobil listrik yang diberi nama 'Ahmadi'. Diciptakan oleh Dasep Ahmadi,
mobil ini bermesin 5.0. Ahmadi sempat digeber hingga 70 kpj, sebelum
akhirnya mogok karena kehabisan baterai saat pengujian.
Buatan PT Boneo Daya Utama dan masih berwujud purwarupa alias prototype.
Ada dua model yang dikonsep, yakni city car dan pikap, keduanya
menggunakan mesin V-Twin berkapasitas 653 cc yang mampu mengeluarkan
tenaga 15,3 kW dan torsi 44,3 Nm.
Selain mobil-mobil berbahan bakar konvensional, anak Indonesia ternyata
juga merancang mobil listrik. Mobil itu dinamakan MARLIP (Marmut Listrik
LIPI), produksi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Marlip hadir
sebagai salah satu solusi ilmu pengetahuan dan teknologi, atas krisis
energi di negeri ini.
Marlip telah digunakan di rumah sakit, lokasi wisata, markas kepolisian, dan lapangan golf. Selain itu juga digunakan saat peringatan 50 tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung.
Marlip telah digunakan di rumah sakit, lokasi wisata, markas kepolisian, dan lapangan golf. Selain itu juga digunakan saat peringatan 50 tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung.
Pengembangan mobil Wakaba (Wahana Karya Bangsa) dilakukan di Universitas
Pasundan, dengan melibatkan tiga orang peneliti dan 12 mahasiswa
universitas Pasundan, yang menghabiskan dana lebih dari Rp. 200 juta.
Mobil kecil itu bermesin bensin 500 cc, buatan BPPT Kemetrian Riset dan
Teknologi, dengan tingkat kecepatan yang rendah
GEA adalah singkatan dari Gulirkan Energi Alternatif. Nama GEA diberikan
karena mobil yang bentuk dan spesifikasi mesinnya sangat mirip Nano
tersebut memakai bahan bakar gas yang dijamin ramah lingkungan. Mesin
GEA berkapasitas 650 cc dan telah melakoni uji tempuh 10 ribu km, dengan
kecepatan 85 km per jam.
Mobil Arina merupakan singkatan dari Armada Indonesia, diproduksi
Universitas Negeri Semarang (Unnes). Mobil mikro Arina akan terus
dikembangkan sehingga kandungannya menjadi 100 persen lokal, dengan
harga banderol Rp. 30 juta. Berkapasitas mesin 150 cc, kecepatannya
mampu dipacu sampai dengan 70 km/jam. Konsumsi BBM-nya cukup hemat, 1
liter bensin mampu menempuh jarak hingga 40 km.
Mobil Tawon diproduksi PT Super Gasindo Jaya dan mampu membawa 4 orang.
Tawon dibekali mesin berkapasitas 650 cc dan mampu mencapai kecepatan
hingga 85 km/jam. Dengan banderol harga Rp. 48 juta, mobil ini
diperkirakan akan menggantikan angkutan bajaj di Jakarta dan juga
kendaraan pribadi.
Nama Komodo diberikan bukan karena bentuk mobil, namun lebih pada
fungsinya yang seperti Komodo. Mengadopsi sifat hewan Komodo, yakni kuat
dan bisa hidup di dua alam sekaligus, kendaraan ini dirancang untuk
memiliki kemampuan jelajah yang handal. Komodo hanya mampu membawa 2
orang penumpang.
Mobi Esemka dibuat oleh para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang
bekerja sama dengan institusi dalam negeri dan beberapa perusahaan lokal
dan nasional. Kandungan komponen lokal (dalam negeri) berkisar antara
50% - 90%. Namanya diambil dari pelafalan SMK (Esemka), dan memiliki 5
jenis varian, yakni SUV, pick up double cabin, sedan, pick up single
cabin, dan van.
Kancil adalah singkatan dari Kendaraan Niaga Cilik, Irit, Lincah, dan
merupakan merek dagang terdaftar dari sebuah kendaraan angkutan bermotor
roda empat yang didesain, diproduksi dan dipasarkan oleh PT. KANCIL
(singkatan dari Karunia Abadi Niaga Citra Indah Lestari). Kancil sempat
digadang-gadang menjadi pengganti (peremajaan) bajaj dan bemo, karena
keduanya tidak diizinkan untuk bertambah jumlahnya atau diproduksi di
wilayah Jakarta.
Ini adalah saudara mobil Tawon, bernama Nuri, diatur untuk menunjukkan
kepada publik mulai Juli 2010. Nuri adalah hatchback 5-pintu yang akan
didukung dengan mesin 800cc dan menerapkan teknologi dual fuel (bensin
dan LPG). Proyeksi harga Nuri adalah sekitar Rp. 50 juta.
Truk Perkasa dari PT Texmaco ini merupakan satu-satunya kendaraan jenis
truk yang diproduksi oleh perusahaan Indonesia. Truk ini mempunyai
kandungan lokal mencapai 90%. Mesin diesel yang digunakan adalah lisensi
dari Cummin Amerika, porsneling ZF dari Jerman, gardan (axle) dari
Eston Amerika serta body adalah lisensi dari Leyland (Inggris). Perkasa
sudah tidak diproduksi lagi menyusul kebangkrutan PT Texmaco.
Gang Car adalah sebuah mobil mini berkapasitas 2 orang buatan PT.
Dirgantara Indonesia (DI) yang dibekali mesin 125 - 200 cc. Dimensi
mobil ini cukup kecil, sehingga bisa beroperasi di gang-gang sempit di
daerah perkotaan (maka dari itu dinamakan Gang Car). Proyek ini tidak
pernah terdengar lagi kabarnya sejak tahun 2003, setelah PT. DI dilanda
kemelut dan merumahkan 9000-an karyawannya.
Macan adalah kendaraan berjenis minibus atau MPV dengan kapasitas mesin
1.800 cc dari PT. Texmaco. Dalam mengeluarkan mobil ini, PT. Texmaco
menggandeng Mercedes-Benz. Tercatat satu unit prototype sudah dipamerkan
di arena pekan Raya Jakarta pada pertengahan tahun 2001. Tapi belum
sempat diproduksi massal, PT. Texmaco bangkrut karena krisis moneter
pada 1997 - 1998.
Dalam upaya membuat mobil nasional Indonesia yang lainnya, PT Bimantara,
milik Bambang Trihatmodjo (putra mantan Presiden Soeharto) menggandeng
Hyundai, perusahaan otomotif asal Korea Selatan. Produk tersebut dinamai
Bimantara, dengan dua modelnya yakni Cakra dan Nenggala.
Mobil ini dimaksudkan sebagai mobil nasional Indonesia, seperti Proton di negara Malaysia. Karenanya, mobil merk Timor dibebaskan dari pajak-pajak dan bea lainnya yang biasa dikenakan pada mobil-mobil lain yang dijual di Indonesia.
Nama perusahaannya adalah Timor Putra Nasional. Perusahaan ini dimiliki oleh Tommy Soeharto, anak dari mantan presiden Soeharto. Setelah krisis ekonomi Asia yang menyebabkan Kia Motors pada tahun 1997 bangkrut (pada tahun 1998 dibeli oleh Hyundai), dan keruntuhan rezim Soeharto, maka proyek Timor juga ditutup.
Grup Bakrie melalui Bakrie Brothers pernah menyiapkan mobil minibus atau MPV pada tahun 1994. Mobil yang dinamakan Beta 97 MPV ini memiliki desain orisinal buatan rumah desain Shado asal Inggris. Satu unit mobil contoh sudah dibuat dan diuji coba di Inggris. Pada bulan April 1995 desain Beta 97 MPV selesai dan mulai diperlihatkan ke manajemen Bakrie.
Dan setelah itu, desain tersebut langsung dikembangkan hingga prototipe mobil ini selesai di tahun 1997. Namun belum sempat keluar lagi-lagi tersandung krisis moneter tahun 1998, sehingga proyek tersebut tidak jadi dilanjutkan.
Kalla Motor pernah menciptakan mobil kecil bermesin 500 cc sebagai calon
mobil produksi Indonesia. Tak diketahui kenapa tak jadi diproduksi.
Ada yang menganalogikan singkatan 'MR' sebagai Mobil Rakyat. Proyek ini
merupakan nasionalisasi Mazda 323 Hatchback oleh PT Indomobil dan model
terakhir dari upaya ini adalah Mazda VanTren pada tahun 1994.
sumber
0 komentar:
Post a Comment